Makanan Dan Herbal Untuk Penderita Diabetes Mellitus

 
Penyakit diabetes mellitus (DM) sangat ditakuti karena memiliki kemampuan untuk merusak sel β dengan sangat progresif. Obat hipoglikemik menjadi tidak efektif lagi karena tidak mampu mengendalikan kadar glukosa darah. Dengan demikian, komplikasi kronis karena glukosa darah yang selalu tinggi dan tidak terkendali akan muncul.
Hal itu karena glukosa darah yang tinggi sangat toksik bagi semua organ. Keadaan ini akan menimbulkan penyempitan pembuluh darah akibat trombus sampai kerusakan saraf akibat neuropati dan dapat menyebabkan berbagai penyakit, seperti penyakit jantung koroner, stroke, gangren di kaki, gagal ginjal, katarak, koma, sampai kematian. Penanganan yang salah pada saat pradiabetes, yaitu Gula Darah Puasa Tinggi (GDPT) dan Toleransi Glukosa Terganggu (TGT), menyebabkan prevalensi DM meningkat sangat tajam. Keadaan ini bisa dilihat pada penelitian di Jakarta, dari prevalensi 1,7% pada tahun 1982 menjadi 5,7% pada tahun 1993, kemudian menjadi 12,8% pada tahun 2001 di daerah sub-urban Jakarta. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan memprediksi peningkatan jumlah diabetisi (penderita DM) di Indonesia dari 8,4 juta orang pada tahun 2000 akan meningkat pesat menjadi 21,3 juta orang pada tahun 2030.

Diabetes mellitus


Menurut American Diabetes Association (ADA) pada tahun 2005, DM termasuk kelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa darah (hiperglikemia). Hal itu diakibatkan oleh gagalnya pankreas mengeluarkan insulin secara memadai atau kerja insulin yang terganggu (disebut resistensi insulin atau insulin tidak sensitif), bahkan bisa terjadi karena kedua keadaan tersebut. Indikasi adanya penyakit ini adalah tingginya kadar glukosa darah akibat gangguan metabolisme karbohidrat. DM bersifat menahun atau penyakit kronis yang akan diderita seumur hidup.

Penyakit DM tipe 2 yang paling banyak ditemui dan biasanya berasal dari faktor genetis atau keturunan. Selain itu, timbulnya penyakit ini juga dipicu oleh pola makan yang tidak sehat, kurang aktivitas fisik (olahraga), merokok, alkohol, obesitas, hipertensi, gangguan toleransi glukosa, dan dislipidemia. Penyakit DM ini bisa timbul secara mendadak pada siapa saja, baik tua maupun muda. Pada orang yang telah berumur, penyakit ini sering timbul tanpa gejala dan biasanya baru diketahui bila yang bersangkutan melakukan pemeriksaan kesehatan rutin. Penyakit ini bersifat progresif dan serius sehingga perlu dikendalikan dengan olahraga aerobik secara teratur, pengaturan pola makan, obat-obatan, serta menghindari faktor risiko lainnya seperti merokok.

Gejala

Pada awalnya, gejala DM bisa muncul tiba-tiba pada anak-anak dan remaja. Pada orang dewasa (> 40 tahun), gejala awal yang muncul biasanya ringan sehingga mereka merasa tidak perlu berkonsultasi ke dokter. Akibatnya, mereka baru mengetahui menderita DM setelah timbul komplikasi, seperti penglihatan menurun atau bahkan mendadak buta, timbul penyakit jantung koroner, fungsi ginjal menurun, gangguan kulit dan saraf, bahkan terjadi pembusukan pada kaki (gangren). Beberapa gejala yang sering dikeluhkan oleh penderita DM antara lain rasa haus, rasa lapar, sering kencing, berat badan turun, badan lemas, gatal, kesemutan, pandangan kabur, serta kulit kering.

Konsumsi makanan dan herbal

Bagi penderita sebaiknya mendapat nutrisi sesuai dengan kebutuhannya agar target terapi tercapai. Susunan makanan penderita DM mendekati makanan orang yang normal, yaitu makanan yang seimbang serta sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat nutrisi dari masing-masing diabetisi. Daftar penukar bahan makanan dapat digunakan agar tidak menimbulkan kebosanan sehingga tidak terikat pada satu bahan makanan tertentu saja. Perencanaan makan sebenarnya bertujuan untuk menyesuaikan pola makan dengan kebutuhan kalori penderita berdasarkan usia (masa pertumbuhan butuh kalori lebih tinggi), berat badan, aktivitas fisik sehari-hari, dan jenis kelamin (kebutuhan kalori pada laki-laki lebih besar dari wanita).

Sebagai pertimbangan dalam perencanaan makan, seorang ahli gizi tentu akan membuat susunan menu yang mendekati kebiasaan makan sehari-hari, sederhana, bervariasi, mudah dilaksanakan, seimbang, dan sesuai kebutuhan. Di samping itu, menu harus memperhatikan cara hidup, selera, dan adat-istiadat penderita. Bila menyusun menu yang sukar dilaksanakan dan tidak sesuai dengan selera makan, perencanaan makan tidak akan berhasil dan justru diabaikan oleh penderita.

Keteraturan makan perlu ditekankan bagi diabetisi, seperti jadwal makan, jenis, dan jumlah makanan, terutama pada mereka yang menggunakan obat penurun glukosa darah atau insulin. Penderita DM diusahakan makan lebih dari 3 kali/hari dengan porsi yang lebih kecil. Dengan demikian, glukosa darah tetap terkontrol dalam batas normal, tersedianya tenaga (energi), dan berat badan menjadi ideal. Komposisi makanan yang dianjurkan terdiri atas karbohidrat, lemak, protein, serat (buah, sayur, biji-bijian), garam, dan pemanis.

Selain makanan, penderita sebaiknya mengonsumsi herbal. Saat ini banyak tersedia jenis herbal yangt bisa dipilih. Beberapa herbal yang popular antara lain daun sendok, kayu manis, brotowali, daun bungur, ketan hitam, dan lain-lain.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai makanan dan herbal untuk penedrita diabetes dapat membaca bukunya dengan judul MAKANAN DAN HERBAL UNTUK PENEDRITA DIEBETESMELLITUS Penerbit Penebar Swadaya.

Sumber
Blog Ini Didukung Oleh :


0 comments:

Post a Comment